Jakarta - Hari kiamat menurut kalender suku Maya jatuh
pada tanggal 21 Desember 2012. Namun di dunia maya yang lainnya, yaitu
di internet, kiamat diprediksi akan terjadi lebih cepat, 9 Juli 2012.
Sebelum
kiamat itu benar-benar terjadi, pengguna internet pun mulai
beramai-ramai melakukan tindakan dan pencegahan agar komputernya selamat
dari bahtera. Bagaimana ceritanya?
DNSChanger
Alkisah,
di bulan November 2011 yang dingin, FBI melalui operasi yang dinamakan
'Operation Ghost Click' berhasil menciduk enam warga Estonia karena
melakukan aksi yang mengejutkan.
Mereka menginfeksi lebih dari
empat juta komputer di dunia, baik PC maupun Mac, dengan malware yang
memiliki kemampuan mengubah DNS komputer korbannya dan mengarahkannya ke
server-server DNS palsu yang telah dipersiapkan sebelumnya.
Tujuannya apa lagi kalau bukan untuk mendapatkan keuntungan finansial. Khususnya dari aktivitas iklan online, spam, dan scam.
Yang
menjadi masalah adalah, pada saat penangkapan masih ada jutaan komputer
yang terinfeksi oleh DNSchanger ini, dan tetap menggunakan DNS palsu
tersebut sebagai DNS utamanya.
Jika server-server DNS palsu itu
dimatikan, maka otomatis seluruh komputer yang menggunakan DNS palsu
tersebut akan mengalami kiamat kecil alias tidak bisa terhubung ke
internet selama DNS setting-nya belum dibenahi.
Karena itu, FBI
mengambil keputusan untuk mempertahankan DNS server palsu ini setelah
sebelumnya membersihkan server-server tersebut dari aksi jahat. Itu tadi
kabar baiknya bagi Anda yang terinfeksi oleh DNSchanger.
Kabar
buruknya adalah, pengadilan memerintahkan FBI untuk mematikan seluruh
DNS server palsu tadi pada tanggal 8 Maret 2012 dan akhirnya
diperpanjang sampai tanggal 9 Juli 2012 karena menganggap sudah
memberikan cukup tenggang waktu bagi para korban DNSchanger ini untuk
memperbaiki komputernya.
Karena itu, jika komputer Anda
terinfeksi oleh DNSchanger dan belum dibersihkan, maka pada tanggal 9
Juli 2012 praktis akan tidak bisa mengakses internet atau dengan kata
lain mengalami kiamat kecil internet.
Lebih celaka lagi,
DNSchanger ini tidak hanya menginfeksi komputer PC dan Mac tetapi ia
juga memiliki kemampuan untuk menginfeksi router-router dan memanipulasi
DNS server dari router tersebut.
Sehingga seluruh komputer atau
perangkat yang terkoneksi melalui router ini dan secara otomatis
menggunakan DNS router ini akan ikut tersesat dan mengalami kiamat
internet juga sekalipun komputer-komputer ini sama sekali tidak
terinfeksi oleh DNSchanger.
Sebagai informasi, DNS atau Domain
Name Server merupakan sarana penerjemah antara bahasa manusia dengan
alamat IP (internet protocol) yang merupakan bilangan angka.
Sebagai
gambaran, kita tentu lebih mudah mengingat www.google.com sedangkan
sistem komputer sebenarnya mengidentifikasi alamat komputer itu dengan
angka atau IP address.
Jadi, www.google.com sebenarnya dikenal
oleh komputer kita sebagai 173.194.38.162. Kalau ingin mencoba, silahkan
ketik IP tersebut di browser internet dan kita akan diantar ke situs
Google. DNS server inilah yang menjadi 'calo' menerjemahkan bahasa
manusia www.google.com ke angka IP 173.194.38.162 sehingga dimengerti
oleh komputer.
Jadi singkatnya, kalau penerjemahnya tidak ada,
maka komputer tidak mengerti apa maksud manusia. Dan manusia yang kurang
memahami faktor teknis seperti ini pasti akan bingung kenapa
komputernya jadi tak berdaya dan mengira internetnya mati.
Ini
yang akan terjadi pada 9 Juli nanti. Lalu pertanyaannya, kenapa DNS
komputer kita bisa diubah? Tentu ini disebabkan oleh aksi virus
DNSChanger yang mengubah alamat DNS server komputer korban -- yang
biasanya mengacu ke DNS para penyedia internet atau ISP -- menjadi
daftar DNS palsu yang telah dipersiapkan sebelumnya.
Jika DNS
server komputer atau router anda menggunakan rentang alamat IP DNS di
bawah ini, berarti sistem Anda pernah terinfeksi oleh DNSchanger, dan
termasuk yang akan mengalami kiamat internet pada 9 Juli ini.
Dampaknya di Indonesia
Yang
menjadi pertanyaan yang paling penting adalah, seberapa besar dampaknya
di Indonesia? Saya akan memberikan sedikit gambaran besarnya infeksi
DNSchanger di dunia dan perkiraan dampaknya di Indonesia.
Pada
November 2011, DNSchanger berhasil menginfeksi empat juta alamat IP,
baik komputer maupun router. Kalau saat itu server DNSchanger dimatikan,
setidaknya empat juta komputer di dunia akan kehilangan akses internet
dan sudah pasti akan menimbulkan kekacauan.
Sejak FBI menangkap
pelaku perusakan ini, maka otomatis infeksi DNSchanger menurun drastis
sejak November 2011. Menurut data dari DNS Changer Working Group,
infeksi pada tanggal 11 Juni 2012 di seluruh dunia turun menjadi kurang
dari 10%. Jumlahnya 303.867 IP Address. Lalu bagaimana penyebarannya di
dunia ?
Silahkan lihat gambar 1 dan tabel 1 untuk mendapatkan informasi yang lebih detil.
Dari
tabel 1 di atas, 5 besar negara yang terinfeksi DNSchanger per tanggal
11 Juni 2012 adalah Amerika Serikat 69.517 (27%), Italia 26.494 (10%),
India 21.302 (8%), Inggris 19.589 (8%) dan Jerman 18.427 (7%).
Sedangkan
Indonesia sendiri tidak termasuk ke dalam 25 besar negara yang
terinfeksi DNSchanger. Di Asean, Thailand termasuk ke dalam 25 besar
negara yang terinfeksi DNSchanger dengan jumlah IP terinfeksi 2.941
(1,13%).
Karena Indonesia tidak termasuk ke dalam 25 besar
negara-negara yang terinfeksi DNScharger dan infeksi negara ke 25 adalah
PK (Pakistan) 1.682 IP (0,65%) maka cukup realistis untuk memperkirakan
infeksi DNSchanger di seluruh Indonesia sekitar 1.650 pada tanggal 11
Juni 2012.
Dibandingkan dengan jumlah pengguna internet Indonesia yang berjumlah 55 juta, maka korban DNSchanger di Indonesia adalah 0,003%.
Jika Anda menggunakan program antivirus yang selalu update, harusnya
kemungkinan tersebut lebih kecil lagi karena hampir semua program
antivirus sudah dapat mendeteksi DNScharger sejak akhir 2011 lalu.
Sumber : www.detik.com
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
EmoticonEmoticon